Wednesday, October 14, 2009

Tembus 'Password' Berganda, Baca Data Rusak

WAJAH Kombes Petrus Reinhard Golose tampak sumringah ketika memasuki ruang Rupatama Mabes Polri, Selasa (29/9) siang kemarin. Senyum khasnya mengembang. Doktor lulusan Universitas Indonesia itu tampil rapi dengan jas necis. "Sudah menunggu sejak tadi, ya?" sapanya akrab kepada wartawan.

Petrus adalah kepala Unit Cybercrime Bareskrim Mabes Polri. Sudah hampir dua minggu, seluruh anggota di unitnya dilibatkan memeras semua kemampuan, untuk membuka isi laptop Noordin M Top yang ditemukan di Kepuhsari, Mojosongo, Solo, Jawa Tengah, bersamaan dengan penggerebekan 17 September lalu. "(Data) ini baru sebagian kecil. Baru sekitar 2 GB (gigabyte). Memang belum semua bisa kami beberkan," kata Petrus.

Laptop Noordin ibarat durian runtuh bagi kesatuan polisi anti teror. Petrus yang menjadi anggota Satgas Bom Polri sejak 2002 tersebut pun mengakui hal itu. "Di dalamnya ada banyak data penting untuk penyidikan. Data-data itu bisa dipakai untuk bukti juga di pengadilan," ujarnya.

Polisi kelahiran Manado, 27 November 1965 tersebut, lantas merujuk pasal 184 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP). Di situ katanya, disebutkan bahwa data elektronik bisa digunakan sebagai bukti dalam sidang. "Kalau diibaratkan 1 GB itu satu truk kertas, ini kami dapat puluhan truk," ungkapnya.

Apalagi, belum semua data di laptop tersebut terurai. "Masih ada yang harus dienkripsi (dipecahkan kodenya). Ada kode-kode yang kami pecahkan," katanya. Bahkan, ada beberapa data yang rusak karena basah dan terbakar. "Saat penggerebekan itu kan, ada motor yang terbakar karena peluru. Itu (datanya) ada yang kena," ucapnya.

Seperti banyak diberitakan, pada penggerebekan tersebut, polisi menemukan jenazah Noordin dalam posisi meringkuk miring menghadap kiri di pojok kamar mandi, di bagian belakang rumah Hadi Susilo. Tangan kiri Noordin menutupi wajahnya. Dia mengenakan kaus putih kebiruan, celana kain cokelat gelap, serta sandal gunung.

Di punggungnya tergantung ransel berisi laptop dan kertas-kertas dokumen. Polisi juga menemukan senjata api jenis Baretta di dekat jenazah Noordin, serta sebuah senjata M-16 di salah satu pojok kamar mandi. Namun, laptop Noordin-lah kiranya yang merupakan salah satu barang temuan paling berharga.

Menurut Petrus pula, sebagian data di laptop Noordin menggunakan software berbahasa Arab. "Kami masih mempelajari karena ini unik dan ada keterbatasan penerjemah," katanya.

Penulis buku "Deradikalisasi Terorisme" itu, menjamin bahwa data-data yang sangat penting akan bisa diselamatkan. "Kami memilah-milah mana yang berguna untuk penyidikan, mana yang tidak," tuturnya.

Beberapa metode yang digunakan, menurut Petrus pula, antara lain adalah dengan keyword searching (pencarian kata kunci) dan digital imaging (pencocokan gambar). "Kalau dibeber semua (data yang sudah berhasil didapat), butuh waktu dua hari dua malam," ujarnya pula.

Sementara, salah seorang sumber JPNN yang tahu proses identifikasi laptop itu, menuturkan bahwa begitu laptop di tangan, beberapa anggota Unit V (Polri) langsung dibagi-bagi. "Ada beberapa kelompok yang masing-masing fokus dengan data yang ada," ungkap sosok yang tak mau diidentifikasikan tersebut.

Kelompok pertama misalnya, fokus membuka file video yang direkam oleh Syaifuddin Zuhri. Video itu dilindungi dengan password. "Begitu bisa buka, kami langsung sujud syukur. Alhamdulillah," ujar sang narasumber.

Polisi katanya pula, sangat gembira karena rekaman tersebut akan menjadi bukti penting di pengadilan. Apalagi, bukti itu sama dengan pengakuan beberapa tersangka yang ditangkap sebelumnya.

Polisi menduga video tersebut akan dikirim ke As Sahab Media milik tanzhim Al Qaeda. "Itu menjadi laporan atau bukti pelaksanaan amaliyah sukses besar. Itu juga bentuk pertanggungjawaban (kelompok teroris) kepada para donatur," jelas sumber itu.

Video yang direkam menggunakan handycam tersebut belum ditampilkan semua ke publik. Misalnya, video kata-kata terakhir Dani Dwi Permana kepada Syaifuddin Zuhri sebelum turun untuk meledakkan diri. "Dani berpamitan dan minta diikhlaskan semua kesalahannya," ungkapnya.

Ucapan Dani itu ditransmisikan melalui telepon seluler berteknologi 3G merek Nokia. "Sampai meledaknya, ada rekamannya," tegasnya. Demikian juga saat Nana memilih pakaian di ITC Kuningan, tak jauh dari Hotel JW Marriott pada 21 Juni 2009. "Di situ, Dani juga membeli pakaian," katanya.

Ada pula rekaman berlatar belakang bendera bertulisan huruf Arab. Di sana Dani mengenakan ikat kepala bertulisan "Allahu Akbar" dan menyampaikan secara tegas apa yang melatarbelakangi aksinya. "Video yang belum ditampilkan itu kami duga direkam di safehouse Mampang," ucapnya.

Sementara, kelompok yang lain menganalisis panduan dan petunjuk pelatihan untuk jaringan tersebut. "Termasuk dokumen perakitan bom, dokumen pelatihan, dan dokumen untuk menjaga keamanan diri sendiri," tutur sang sumber JPNN pula.

Misalnya, dalam dokumen itu disebutkan larangan bagi anggota jaringan agar tak sembarangan minum dan makan di tempat umum. "Makar-makar musuh Allah ada di mana-mana. Konsumsi yang baik. Perbanyak buah-buahan dan madu," ujar sumber itu, mengutip salah satu dokumen yang ditemukan. Buah yang direkomendasikan untuk menawarkan racun dalam tubuh adalah pepaya.

Bukti lain yang menjadi "rezeki nomplok" bagi polisi adalah surat Syaifuddin Zuhri yang juga ditemukan. Dalam surat yang belum sempat dikirimkan tersebut, Syaifuddin menuliskan pengakuan tentang organisasinya.

Yang paling sulit, kata sumber itu, adalah mengenkripsi rekaman suara berbahasa Arab yang dilindungi password berganda. "Kami menduga itu rekaman suara antara Syaifuddin Jaelani dengan seorang tokoh Al Qaeda. Siapa dia, itu yang masih kami cari," tegasnya.

Noordin dan jaringannya, tampaknya menurut sang narasumber, juga sadar bahwa suatu saat mereka bakal tertangkap. Dalam laptop itu ada surat untuk Densus 88 Mabes Polri. "Isinya tak perlu saya sampaikan. Anda tahu, pasti penuh kecaman," ujarnya. (kum)

No comments:

Post a Comment